Tampilkan postingan dengan label cinta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cinta. Tampilkan semua postingan

Rabu, 30 Januari 2013

cerpen # dia....

sudah berapa lama yaa..." aku memerah menahan tawa pura-pura berpikir mengingat jeda waktu tak bersua.

Hari ini terik mentari mengucur peluh, aku diselimuti ragu untuk meminta bantuan yang amat mendesak. tentu satu-satunya tempatku meminta bantuan selama 3 tahun ini cuma dia. aku dan dia yang pernah sepakat untuk menjadi kita, berjalan dalam satu jalan bersamaan..tapi nyatanya aksara langit menuliskan ada drama yang berbeda. 1 tahun belakangan aku berjalan sendiri, mengusir impian tentang kami,merangkak sendiri meniti impian demi impian.

aku dan dia bertemu dalam sebuah kebetulan yang amat mendesak, jika tak mendesak ku putuskan sama sekali tidak kembali menginjakkan kaki ke halaman harinya.
tepat tengah hari..langkahku ragu-ragu menuju gubuk kecilnya, tak ada yang berubah..sebuah pot mawar putih kesukaanku pun masih terawat subur menjadi salah satu penghias di deretan bunga teras rumah.

"assalamu'alaikum di.."
"wa'alaikum salam.."dia melapangkan pintu menampakkan sosoknya
"ummu???? 
"iya...di..maaf..umu mau minta tlong, mu harus pulang kampung besok tapi semua tiket sudah habis, sudah mu keliling cari, sudah online juga tapi mu tak dapat tiketnya.." pintaku memelas

dia diam..sesekali mengangguk dan langsung lekas menelpon seorang temannya, aku diam mematung di teras rumah. perasaan campur baur diliputi rasa bersalah, rasa marah, sedih..menatap wajah nyata dia seperti memutar napak tilas cerita yang pernah ada.

"di belum berani lamar umu? tanyaku mantap

"mu tau sendiri, kuliah di belum selesai mu, di juga belum punya biaya, pekerjaan tak tetap..nanti kalau di lamar mu, di mesti jawab apa"
"tapi orang tua mu sudah tanyakan, mu mau dilamar juga sama anak kawan bapak"
"yang jelas di ndak bisa secepat it mu.."

Hari ini diterangi mentari wajahnya memerah peluh, jemari sibuk memutar handphone mini, matanya sesekali menatapku takjub..yaa sudah setahun semenjak itu kami tak pernah tatap muka

"sudah berapa lama ya..." dia memulai bicara
aku memerah menahan tawa, pura-pura berpikir mengingat jeda waktu tak bersua.

 "hampir 1 tahun ya di..hhmm...maaf tiba-tiba sekarang malah datang..mu sangat terdesak..mu juga bingung"
"tak apa mu, jangan lah kita ketemu sekarang malah maaf-maafan..di sudah ikhlas kok..dan yahh...di yang salah ngelepas umu"
aku terhenyak, degub jantungku tak karuan,..pembicaraan ini yang semestinya ku hidari.
"kapan tanggal nikahan nya mu, tak usah kirim undangan sama di..cukup sekarang aja bilangnya. sama aja kok"
"bulan mei di..wah beneran gak usah pake undangan..berarti hemat satu lembar nih".. aku mencoba mencairkan suasana.


sebuah pesan masuk dari handphone dia, senyum nya tergaris.. garis-garis keletihan membuat hambar senyumnya.
"ada mu, ada satu kursi untuk besok, penerbangan jam 06.00 pagi ke jakarta, sampai riau mungkin jam 12an mu".
'alhamdulillah..makasi di..haduhh..akhirnyaa besok jadi pulang juga"
"mendadak mu, ada apa"
"ada acara keluaga di, tiba-tiba disuruh pulang..harus pulang kata apak"
"nanti sore di cetak, mau di antar ke asrama atau ke tempat lain? takutnya mu sudah pindah alamat.
"masih di asrama di, mungkin ndak bisa mu yang ambil, titip pak harto aja ya..satpam lama".

dia mengangguk pelan, ditatapnya dalam wajahku..aku bergegas beranjak pergi..jangan sampai tatapan itu menaburkan benih bunga hingga nantinya kembali membentuk taman cinta.

"di...aku memang sangat terdesak pulang, ia yang merebut hatiku darimu dulu sekarang telah bahagia selamanya, kejadian kecelakaan memastikan bahwa memang tak akan ada undangan yang datang di bulan mei..." ia pergi di...seperti aku yang dulu pergi meninggalkanmu.....

aku menangis keras, ingin sekali bercerita pada sosok dia tentang piluku yang meradang..tidak...tak boleh ada episode cinta lagi antara aku dan dia...

"tuhan...banyak sekali cerita yang tak pernah bisa ditebak akhirnya, seperti rangkaian ceritaku dan dia..3 tahun beriringan tapi tanpa sebuah kepastian, sedang jawabanku dinanti oleh lain hati..dipaksa juga oleh permintaan orangtua...tapi apalah arti semua itu...sekarang sosok yang merebut hatiku dari dia juga pergi mendahului...pernikahan yang direncakan dalam hitungan bulan hanya menjadi sebuah kenangan.
seperti mata rantai antara ditinggali dan meninggali...







terusin baca yuk »»  

Jumat, 05 Oktober 2012

cerpen : kerna tak pantas


 yang duduk sambil pegang buku ri, pake kaca mata..”..aku memastikan ari tidak salah orang. Sejurus telunjukku turut menegaskan arah dimana seorang akhwat berkerudung hijau sedang berkumpul dengan teman-temannya, beberapa akhwat lain sedang asik dengan obrolan mereka, sedang akhwat yang ku jelaskan terlihat pokus pada buku bacaannya.

Aku dan ari berada di lantai atas masjid kampus, dengan leluasa aku dapat memberi tahu ari bahwa sosok yang menarik hatiku adalah yang sedang duduk anggun itu. Ari mengangguk pelan seakan mengerti. ia memandangi ku dalam kemudian beralih memperhatikan akhwat itu dengan seksama.

cantik mal..siapa namanya?anak fakultas apa??”
“namanya dian, jurusan tehnik sipil..aku baru mengenalnya dari rudi teman kontrakanku. Akhwat ini sangat menarik perhatianku ri..aku berencana mengkhitbahnya..tapi aku ragu”..
“kamu sholat istikharah aja dulu, kalau sudah mantap kamu khitbah, jangan lama-lama” sahut ari
“iyaa..aku tak ingin seperti membeli kucing dalam karung, kamu sahabatku..aku pinta bantuan kamu tuk cari tau mengenai dia yaa..biar aku makin mantep”..
“siaap..aku akan coba cari info, biar kamu cepat nikah dah..hahaa”..tertawa ari lepas

Masa berganti tak berbekas, tapi obrolan siang itu dengan ari rasanya masih terasa kental. 

 “nama lengkapnya nurdian, ia asli cilacap. Dari cerita asti teman dekatnya nurdian itu anaknya supel, cerdas, disiplin, rajin..nah itulah kelebihannya..

Aku mengangguk pelan, sedikit merasa mantap kerna kelebihannya nya sesuai dengan yang ku harapkan

lalu kekurangannya apa”??
Kurangnya dian itu belum bisa baca al-quran, ia juga sebenarnya baru mantap memakai kerudung sekitar 2 bulan-an, hapalannya juga baru beberapa surah” ujar ari pelan

Wajahku berubah warna, keningku ikut mengkerut, beberapa kali ku telan ludah kekecewaan..benar-benar dian bukan seperti dugaanku. Yah..Tentu dian bukan kriteriaku, aku sangat mendambakan seorang akhwat yang sholeha, yang mantap ilmu agamanya, yang fasih bacaan Al-qurannya, yang terjaga akhlaknya..sedangkan dian..ahh…ia baru beranjak dari masa lalu nya yang penuh liku..”

“bagaimana mal..itu sedikit info yang dapat jadi pertimbanganmu, dian memang baru belajar mal, tapi perjuangannya itu sangat patut diacungi jempol. Dari asti  ku dapati cerita bahwa dian benar-benar berubah 180 derajat.”
“tidak ah ri..aku rasanya ragu, tak lah…mungkin lebih baik aku mencari akhwat lain saja..”ujarku mantap

“kenapa mal, apa kerna dia masih belum punya kelebihan dalam sisi agama?? Dia sedang belajar, dan jika kamu dapat membimbingnya nanti ia dapat menjadi istri yang sholehah mal. Ku yakin itu, terlihat jelas dari semua perjuangannya memperlajari islam dengan benar mal” ari membujukku. 
Aku tetap dengan kemantapan hati bahwa didi bukan lah pilihan yang tepat.

4 tahun berlalu, siang ini suasana teriknya seakan membayangi ku pada obrolan-obrolan waktu itu. Aku merapikan baju kemeja ungu berlist garis kepunyaanku, ku padankan dengan celana hitam, lengkap dengan sepatu hitam yang ku lap mengkilat. Di depan cermin ku pandangi wajahku dalam, kuperhatikan raut wajah yang tak lagi muda, 4 tahun berlalu tetap sendiri sedang yang lain sudah beristri. Dan hari ini aku akan menghadiri undangan syukuran cabang restoran baru milik ari dan keluarga kecilnya.

Aku melangkah ragu masuk sebuah restoran klasik milik ari, di meja tengah restoran ku dapati ari dan jagoan kecilnya sedang asik bercanda. Aku turut merasakan keharmonisan rumah tangga yang dibangun sahabat karibku itu. Dalam 4 tahun pernikahan ari terlihat sangat bahagia, bisnis restorannya melesat cepat, ia di anugerahi keluarga kecil yang menentramkan. Hhmm..sebenarnya dalam hati masih terbesit sedikit rasa kecewa, sempat terasa seperti ditusuk dari belakang, atau seperti istilah teman makan teman. Yah..itu sebenarnya bukan kesalahan ari, itu semua adalah takdir-NYA. 

aku berada dalam sikap angkuh saat itu, tak ku peduli lagi sekelumit perasaan merah muda yang sempat muncul ketika dulu pernah pertama kali bertemu dian. Masa lalu dian seakan menjadi tembok besar yang membedakan kasta kami berdua. Dian rasanya tak pantas bersamaku. Aku yang kurasa paham agama dan mmerasanhanya patut disandingkan dengan orang yang sekufu. Yah..saat itu aku berada dalam lingkaran angkuh yang merasa lebih baik dari pada dia yang baru belajar. Kata “tak pantas” serasa mempersulit langkah menemukan belahan jiwaku. Kata “tak pantas” seakan membuat mereka yang dipilih hati jadi tak berarti. 

“yang menurut kita baik belum tentu baik menurut ALLAH mal..sepekan setelah kamu menolak untuk mengkhitbah dian, aku langsung mendatangi keluarga dian. Aku merasa mantap meminangnya dan semua jalan serasa sangat mudah”.

“kamu tak bisa terus egois mal, tak bisa kamu ukur kesholihan seseorang dari pandanganmu sendiri, lihat sekarang kamu masih saja sendiri mencari yang belum pasti, yah...walaupun ku tau juga mungkin kerna belum jodoh” ari terus berulang menasehati ku dalam perkara yang sama.

Seorang akhwat masuk membawa hidangan makanan, santun dan senyumnya kian nampak bersahaja. Ari benar-benar beruntung mendapatkan dian. ari membimbing dian dengan sangat baik, akhwat itu seperti menjelma bak bidadari syurga. Tapi sekali lagi dia milik ari..” sedangkan aku masih sendiri..padahal 4 tahun waktu telah berlalu.

Malu jika ku Tanya pada-NYa siapa jodohku, sedang aku begitu angkuh..


terusin baca yuk »»  

Jumat, 28 September 2012

Tanda tanya ???

aku yakin ia akan menjawab tidak untuk pertanyaan yang akan ku lontarkan...aku menahan langkahku untuk menghampiri dian, sejenak aku hanya memilih untuk memperhatikan nya dari jauh.
ada hal yang ingin ku tanyakan pada gadis yang super misterius itu, tapi jawaban yang selalu ia berikan terkadang tak sesuai harapanku. begitu juga hari ini...sepulang kuliah aku berniat menanyakan langsung padanya perihal namaku yang tiba-tiba ada di deretan kelompoknya, dan nilai presentasi yang memuaskan menjadi milikku juga, padahal aku tak pernah mengerjakan apa pun. hhmm...jika ku tanya mungkin jawaban nya tidak tau, padahal sepintas ku ketahui jika yang selalu mendominasi pengerjaan tugas kelompok adalah gadis anggun itu.

aku teringat minggu lalu sempat mendengar perbincangan mengenai penggunaan spidol sisa tutorial. Dian berinisiatif untuk meminta sisa spidol itu untuk dimanfaatkan lagi. hhhmm.. kata dosen pembimbing spidol itu  digunakan untuk mengajar anak-anak TPA. Ketika ku tanya pada dian apa dia seorang guru TPA ia dengan jelas menjawab tidak, padahal aku juga pernah sekali bertemu gadis itu sedang bersama banyak anak kecil.

Rasa penasaran ku pada nya terus saja memuncak, tiap bertemu wajah dingin itu ada saja tanda tanya yang bergelayut dalam pikiranku. dian cukup ramah dan juga cukup dingin. ia terkadang hanya membalas tatapan penasaranku dengan senyum. yah senyum yang khas. senyum simestris beserta anggukan kepala pelan.

Aku tak pernah berani untuk akrab berbincang dengan nya, nyali ku langsung ciut ketika ia mulai menegur lamunanku. di dalam kelas tutorial ia dengan lugas menjelaskan banyak materi, dan aku sedikit kagum melihat kecerdasan nya dalam menyampaikan pendapat belum lagi cerdiknya ia mencairkan suasana.

Penasaran ku tak sebatas itu..aku mulai tertarik menelisik pribadinya lebih dalam. ia sungguh berbeda dengan gadis yang biasa ku temui, ahh..mungkin kerna ku sedang tersihir rasa kagum yang berlebihan.
tapi entah mengapa takdir mempertemukan aku dan nya dalam kisah yang selalu bernilai mutiara,
pernah aku menemui dirinya dalam sosok yang lain, yakni pagi buta sepintas aku melihat ia lengkap dengan kostum olahraganya, dan sleyer yang menutup separuh wajah anggun nya. iya itu pasti dian..setiap pagi ia berlari mengitari taman kampus. pernah juga ku pergoki ia dengan sengaja memungut sampah yang terserak di tangga kampus, padahal tak banyak yang pedulli dengan hal semacam itu. atau pernah ku temui ia berbincang ramah dengan nenek pengumpul sampah di sekitaran kampus.
ketika ku tanya apa kah itu dia, yah....jawaban nya "bukan".. aku tak mengerti mengapa dian tak pernah mengakui hal-hal yang sudah nyata ku ketahui jawabannya.

ahh..sosok dian sedang menjadi ratu di pikiranku, segala tanda tanya menjurus padanya.
aku akhirnya berani beranjak dan menghampiri dian, seperti biasa sapaan nya cukup dengan senyum, belum sempat ku sampaikan maksud hatiku. dian menyodorkanku sebuah kartu undangan..."nurdian putri dan putra maulana"..akan menikah 17 okteber..

aku rasanya kaku, denyut jantung ku tiba-tiba berdetak lebih kencang, rasa penasaran buyar tak terarah.
tiba-tiba ekpresi ku berubah kecewa..yah..benar-benar tak percaya.. dalam hati aku harap kali ini dian akan menjawab tidak jika kutanya apa benar dia yang akan menikah..."ahh....ukiran nama nya terpampang jelas dalam kartu berwarna merah jambu..

ahh...aku tak mampu mendefinisikan apa yang selama ini aku rasa...
mungkin tanda tanya yang kurasa selama ini adalah benih cinta, tapi aku terlambat menyadarinya

NB : cerpen ini terinspirasi dari kisah seorang teman, semoga bermanfaat ^__^V
terusin baca yuk »»  

Kamis, 27 September 2012

Langit










bagaimana mungkin aku dapat menerka setiap rahasia dalam tangan langit..
biru nya berangsur pudar seiring mendung yang mencoba menengah
lama ku tatap tak kunjung derai hujan itu turun
lama ku nanti berangsur berubah pula warnanya..

tak dapat ku terka asa dalam genggaman langit..
seiring kecewaku yang tak punya alasan
seiring waktu yang membuat kita berbeda laksana gelap dan terang...

ahh...terlalu luas bentang langit itu
cakrawala yang membuat aku kerdil
semakin menciut tepatberada didepanmu
semakin hilang dan jelas kita bak gelap dan terang

tentang birunya
tentang mendung nya yang mengharu
tentang hujan dan pelangi yang bergulir,,..

dan mungkin tentang aku dan kamu bak gelap dan terang..tak pernah dalam satu titik temu
dan langit...
aku kabarkan cerita lewat semilir angin, agar rasa itu di rasa..tapi aku terlalu cepat sadar dalam lamunan
dan kembali memilih pergi tak menantang terik lagi..
terusin baca yuk »»  

Minggu, 09 September 2012

aku bukan zahrana

hampir jam 10 malam, akhirnya aku menamatkan bacaan novel best seller "cinta suci zahrana" karangan Habiburrahman El Shirazy yang baru ku beli tiga hari yang lalu. sebelumnya aku penasaran kerna teman ku ardi pernah menulis sinopsis novel tersebut, terlebih lagi ia pun mengingatkanku jangan sampai seperti zahrana kerna mengejar karir akhirnya telat menikah.."kata-kata itu lah yang membuatku merasa akan ada banyak hal yang akan ku pelajari nantinya setelah membaca. 

hhmm..tidak..."aku tidak ingin seperti zahrana, tapi bayang-bayang telat menikah seakan terus mengikuti langkahku. Jika ayah zahrana sudah tak peduli lagi dengan karir anaknya asalkan anaknya menikah, aku adalah kebalikan nya..Aku sangat ingin menikah di usia mudaku, akan tetapi tuntutan orang tua untuk berkarir sangat membuatku tersudut. kata ayah nanti kalau sudah bekerja akan banyak yang datang melamarku,..miriss..pendapatku dibantah pula dengan berbagai alasan atas nama kebahagiaan.

Tahun lalu seorang ikhwan datang melamar , dan  tanpa bertanya terlebih dahulu padaku lamaran ikhwan itu ditolak oleh ayah, dengan alasan aku harus melanjutkan pendidikan. hhmm...padahal keinginan terbesarku adalah menggenapkan separuh dienku agar lebih terjaga. keinginan tersebut terkubur cantik dan hanya dapat ku sampaikan di tiap sujud dan doa. 

aku benar-benar tak ingin seperti zahrana,..sekarang aku telah menyelesaikan pendidikan S1, dan usia ku telah masuk 23 tahun. Seperti rancangan keluarga aku lagi-lagi dituntut untuk melanjutkan pendidikan S2 dan setelah itu aku harus bekerja dan membantu perekonomian keluarga. ku hitung-hitung mungkin di umur 27 tahun aku akan diizinkan memulai biduk rumah tangga. ahh...aku tak ingin telat menikah, sedang sejak sekarang saja bergilir undangan pernikahan dari teman-teman mampir buatku cemburu.

doaku terus menghujan agar rezekiku mengenai jodoh dilancarkan, aku percaya seberat apapun rencana keluarga jika sudah ketetapan ALLAH bahwa jodohku telah siap, maka terjadilah apa-apa yang tak mungkin. 

aku mengambil map hijau berisi formulir persiapan kelanjutan S2 ku  di meja belajar, ini bukan berarti aku membuang harapan ku untuk menikah..tapi tak salah jika aku tetap melanjutkan pendidikanku sambil menanti dan berusaha agar dapat segera menikah secepatnya.

ALLAH tau akan kerinduanku menyempurnakan ibadah kerna-NYA..

selang waktu aku mengisi formulir tiba-tiba pesan singkat membuyarkan konsentrasiku. pesan singkat dari ardi ;
"aku akan menikah bulan depan mi, kamu tolong bantu keluarga ya.."

aku diam..kabar itu buat dada ku sesak rasanya..

tuhan...aku tak ingin seperti zahrana...aku ingin menikah :'(



terusin baca yuk »»  

tuhan...apa aku jatuh cinta?



 cerpen ini dapat di baca juga disini

“aamiin…”suara ku lirih menyambut untaian doa yang sedari dini hari ku panjatkan dalam hati. Ada kecemasan meliputi, ada berita yang sedang kunanti. hari ini sahabatku ardi akan menghadapi ujian akhirnya, ujian penentu kelulusan akan impian nya dari 4 tahun silam.

Kemarin ia sempat sedikit pesimis kerna urusan tugas akhirnya yang belum jua dapat persetujuan untuk diujikan, padahal batas akhir pendaftaran tinggal hitungan jam. Persis..mungkin aku pun ikut merasakan bagaimana letihnya ia kemaren, dan hari ini aku kembali menanti hasil ujian nya, ditolak kah?? Lulus kah??? ….
siang berganti malam, ardi belum juga ada kabar darinya.. aku sengaja tak menghubungi untuk bertanya langsung, yah..ardi mungkin juga tak pernah menyadari bahwa aku sedang menanti ceritanya.

Ahh…Lagi pula siapa aku dimatanya?? Aku hanya sosok teman maya yang terlalu kikuk ketika bertemu, teman yang tak begitu pandai menyembunyikan tingkah, atau lebih sengaja menunduk dalam dari pada menatapnya..benar,.. lagi pula siapa aku…”aku membatin

Malam kian pekat, malam ini aku sedikit terhibur kerna tulisan pertamaku terbit di salah satu website. Aku langsung meraih handphoneku dan mulai ingin berbagi kegembiraan padanya bahwa satu lagi impianku terwujud, tapi tiba-tiba aku ingat bahwa ardi seharian ini belum memberi kabar apa-apa, aku membatalkan ketikan pesan singkat yang baru saja ingin ku kirim.

mengapa aku harus memberi tahu ardi setiap kesenangan yang aku dapatkan, mengapa aku mencemaskan ardi sedang mungkin ardi tak pernah sadar akan keberadaanku, mengapa aku tiba-tiba merasa sedih kerna ardi tak mengabari ku sampai malam begini??”

Ada yang salah…aku yang memang hanya mempercayainya sebagai sahabat laki-laki menjadi tak lagi pandai melihat batas-batas antara kami, aku tak dapat mendefinisikan warna-warni rasa hati. Mungkin terlalu ku bentang toleransi padanya hingga aku terjebak dalam lingkaran imajinasi semu.

Tuhan…apa aku jatuh cinta???
Aku dapat tersenyum hanya dengan satu pesan darinya, padahal sedari dulu aku tak suka menggubris pesan-pesan singkat yang tak jelas.

Tuhan…apa aku jatuh cinta..?
Ketika rasa bahagianya pun dapat melapangkan hatiku, ketika sedihnya pun jadi sedihku. Hhmm…“aku tak ingin jatuh cinta dulu…tuhan..aku tak ingin ada lagi rasa dan tingkah yang salah..
Terlebih jatuh cinta pada ia yang belum pasti menjadi pendampingku. Dan ketidahkjelasan akan terus menggalaukan hati jika tak berani tegas. Iya..atau tidak sama sekali

 “terima kasih atas doa dan semangat nya…” pesan singkat dari ardi. Ardi akhirnya memberi tahuku hasil ujian nya, dan Aku hanya membalas dengan senyum :)
Setidaknya aku menyadari bahwa aku tak ingin jatuh cinta dulu, sedang aku sendiri masih memilih meneruskan impian yang lain.
Semoga tak ada lagi sahabat muslimah yang terlambat mendefinisikan apa-apa yang ia rasa. Tolerasi mestilah tak memudarkan batas jelas yang sudah dipahami. Hingga nanti akhirnya cinta utuh hanya untuk belahan jiwa yang berani menjemput di batas waktu ketentuan-NYA..
Bukan berpihak pada ketidakjelasan bersikap, ketidakjelasan rasa..dan terlarut penantian dan tingkah yang sia-sia.

“Aku bukan tak sabar, hanya tak ingin menanti
Karena berani memutuskan adalah juga kesabaran
Karena terkadang penantian
Membuka pintu-pintu syaithan”
― Salim A. Fillah
Aku bukan tak ingin jatuh cinta, tapi cinta adalah kejelasan. Iya atau tidak sama sekali
-Rumi Putri-

terusin baca yuk »»  

Minggu, 01 April 2012





ya..ALLAH, peliharalah hatiku, jangan sampai aku mencuri imannya tanpa aku sadari. ku mohon sungguh-sungguh ya ALLAH, kuatkan imanku dan imannya.

ya ALLAH..aku mohon jagalah kami dalam sebenar-benarnya penjagaan, jauhkan kami dari kesia-siaan dan kedzoliman terhadap diri sendiri maupun orang lain. mudahkan kami untuk terus menjaga hati..menjaga tingkah-tingkah kami.
ya..robb.. anugerahkan terus rasa malu padaku, agar terus terjaga dan tak berani menatapnya
terusin baca yuk »»  

Rabu, 28 Maret 2012

Cermin Hati

Suatu sore .. Ibu, dek adi, dan mbak irna sedang bersantai di teras rumah. Mbak irna terlihat sedang ingin menghibur adiknya, akan tetapi dek ardi terlihat tak begitu menyukai permainan yang di ajarkan mbak irna. ibu hanya memperhatikan dengan seksama tingkah kedua buah hatinya. tiba-tiba dek ardi terlihat marah dan melempar boneka kecil yang sedang dimainkan oleh mbak irna. Dek ardi lari menghampiri ibunya dan terlihat sangat jengkel.


"ibu..aku ndak suka maen sama mbak irna, ku ndak suka boneka ah.." dek ardi merengek
"tapi keliatan nya boneka nya lucu kok, bagus tuhh.."ibu memungut boneka yang dilempar oleh ardi
, mbak irna langsung bergabung dengan ibu dan adik nya, ia terus saja bertingkah seperti anak kecil kerna ingin menghibur adik nya, irna menirukan suara sinchan dengan memainkan boneka tersebut.


"ah..aku gak suka...aku bukan anak kecil mbak.."
"ibu ibu aku ndak suka maen sama mbak irna, mbak irna itu kyak anak kecil aja, aku ndak suka".

dek ardi pergi berlari meninggalkan ibu dan irna, ia segera mengambil sepeda kecilnya dan bersepeda sendiri mengitari perkarangan rumah. dek ardi terus menggerutu kerna tingkah kakak tercinta nya, batin nya menertawakan tingkah kakaknya, padahal kakak nya hanya ingin menghibur adik tercinta..

--apa-apa yang menurutmu baik untuk orang lain, belum tentu dapat diterima dengan baik, kerna perbedaan cara pandang setiap individu.

--Terkadang bersikap seperti anak kecil, bukan kerna ia memang tak begitu dewasa ..tapi bagi nya dirimu lah yang tidak begitu matang untuk berbicara serius.

--kita belajar tentang respon, aku sengaja membuatmu menertawakan tingkahku yang terlihat kekanak-kanakan dan sangat tidak terlihat dewasa. kerna aku hanya ingin tau seberapa jauh dirimu mengenalku. kerna aku ingin tau seberapa jauh dirimu dapat menghargai perasaan seorang wanita. bukan kerna tingkahnya, tapi respon mu terhadap ku." --- menertawakan kerna kebodohanku, atau berusaha mengerti dan tak menanggapi. Sahabat yang baik tau benar karakter sahabatnya, mana tipuan mana ujian, mana keikhlasan dan mana ketulusan.

"kadang seorang perempuan bukan tak dewasa dalam bertingkah, tapi hanya menguji bagaimana sahabatnya merespon tingkah yang berbeda dari biasa"...
mari bercermin, "bagaimana respon mu jika tiba-tiba aku bertingkah tak sesuai dugaan mu?????"
menertawakan atau tak begitu peduli, atau meminta sebuah penjelasan,
atau tersenyum dan berkata " sudahlah aku sahabatmu, tau benar bagaimana dirimu"

^_^V
terusin baca yuk »»  

Sabtu, 24 Maret 2012

Rumi

Satu bulan terlewati.. kesabaran dan keikhlasan berbuah manis rasanya, sulit mengubah kebiasaan, sulit memang tapi bukan berarti tidak mungkin. 
Rumi mengeluarkan handphone kecil nya dari kantong jaket, senyum tergaris ketika ia melihat tak satu pun pesan singkat yang dulu biasa ia dapat dari sahabatnya, semangat semu yang terkadang menggusarkan hatinya. ia tak lagi memikirkan hal-hal yang membuat hatinya tak nyaman, ketidaknyamanan adalah alarm yang jelas menegur hatinya jika diluar batas yang telah disepakati jiwa.

Rumi ingat betul bagaimana kekhilafan yang membuat nya malu, bagaimana tidak malu jika ia tak seharusnya bertingkah selayaknya seperti dulu, ia meneguhkan hati untuk memperbaiki diri, tak ingin mengulang kesalahan yang sama.

Tiba-tiba satu panggilan akrab dari handphone berdering.." my mam" satu panggilan yang selalu dinanti-nanti oleh rumi

"gimana kabarnya nak"? ibu memulai mengabsen kabar putrinya 
"alhamdulillah baik bu" jawab rumi manja
Rumi mulai berbincang lama ditelpon, satu jam tak cukup menumpah segala rasa rindu. bergantian bapak ibu adik bertukar cerita, rumi tersenyum puas mengakhiri obrolan, satu pesan ibu nya yang tak pernah luput " jaga-baik-baik dirimu di sana ya mi".

Ibu..bapak..orang-orang yang selalu menanamkan rasa cinta dengan ketulusan. Ibu mengajari rumi bagaimana bersikap seorang perempuan, etika yang benar, kewajiban dan segala tentang cinta. bapak mengajarkan ketegasan, keberanian, kecerdasan dan bagaimana menjadi perempuan yang tangguh. 
Rumi berjanji untuk terus memperbaiki diri, kerna kesadaran penuh tak ada yang paling membahagiakan selain senyum kebahagian dari orang-orang tercinta.

 "aku bisa membayangkan kesedihanmu bu, ketakutanmu kehilangan satu putri lagi padahal baru saja ikhlas melepaskan seorang putri pertamamu. Aku bisa membayangkan kesedihanmu bu, ketika satu pertanyaan terlontar darimu "kamu mau menikah mii??"
Aku mengerti segala rasamu, bagaimana ketidakikhlasanmu melepas kepergianku, bertahun-tahun merelakanku hijrah mengejar mimpi, dan tak lama mimpi digapai, akan di pinta pula oleh orang lain,", padahal telah lama kerinduanmu menumpuk menanti kepulanganku dari rantau..
Aku berusaha memahamimu.. berusaha ingin menemanimu..nanti...membahagiakanmu..inginku.."
Rumi mengurungkan untuk menjawab "iya"... :(


terusin baca yuk »»  

Jumat, 03 Februari 2012

iya atau tidak sama sekali

Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan.
Itulah keberanian.
Atau mempersilakan.
Yang ini pengorbanan...

 
terusin baca yuk »»  

Jumat, 20 Januari 2012

catatan kecil

ya robb.. tutupilah titipan kelebihanMu pada ku, agar ia tak memilihku kerna kelebihan yang berasal dariMU,  terlebih aku mengkhawatirkan rasa kecewa akan timbul jika aku tak sesempurna di matanya.. nantinya..kelebihan milikMU bisa Kau ambil kapan pun, seiring hilangnya kelebihan itu aku takut pudar pula rasa cintanya..
 

ya..robb...sebelum khitbahku dilayangkan.. jadikan hamba tak memiliki apapun dimatanya, harta, latar kedudukan, paras, hingga agama. biarkan kemantapan hati dariMU lah yang membuat keputusannya memilihku. kemantapan hati dari istikharah padaMU.

jika ia melihatku kerna Harta, suatu hari nanti harta itu bisa ALLAH ambil kapan saja,
jika mencintai ku kerena keturunan, ketahuilah.. keluargaku bukan dari keluarga yang begitu mengenal agama, aku membutuhkanmu untuk menguatkan dakwah dalam keluarga...
jika mencintaiku kerna paras yang menentramkan, ketahuilah seiring berjalannya waktu kecantikan fisik itu akan memudar..

jika kau memilihku kerna menurutmu agamaku baik, ketahuilah tiada yang tau apa yang terjadi nanti. ALLAH maha membolak-balikkan hati.

aku bersedia menerimamu, kerna kemantapan hatimu, "keyakinan hati bahwa wanita biasa sepertiku lah yang kau pilih untuk mendampingimu hingga akhir nanti. keyakinan mu bahwa aku bisa menjadi ibu dari anak-anakmu, menjadi perhiasan dunia yang membahagiakan hidupmu, sahabat seperjuangan yang mengokohkan jihadmu, perantara ALLAH untuk bersama menggapai jannahNYA.







terusin baca yuk »»  

Sabtu, 10 Desember 2011

akhi ijinkan aku menunduk..

aku tau aku rapuh, karena itu aku mundur,
aku tau aku begitu perasa oleh karena itu aku menghindarinya... 
aku tau sakitnya kecewa seperti apa, karena itu aku pergi.. 
jika tidak takut tuhanku, maka berlama-lama denganmu adalah kesukaanku,.. tapi sayang aku takut DIA cemburu...

Ketika Muslimah Jatuh Cinta. 
Bukan rasa bahagia yg membuncah di dadanya. bukan rona merah yg menghias malam2nya. 
ketika muslimah jatuh cinta.
Penyesalanlah yg mereka rasakan atas hijab yg tersingkap. 
Ketika lelaki yg tak halal bergelayut di pikirannya. Ketakutanlah yg mereka rasakan atas cinta yg tak suci lagi. Karena rindu yg merekah di hatinya. Malam-malam pun selalu dihiasi dengan air mata. Air mata kesedihan atas cinta-Nya yg telah ternodai...
 
akhi ijinkan aku menunduk, ijinkan aku kembali membenarkan makna hijabku... 
terusin baca yuk »»  

Sabtu, 12 November 2011

home sweet home

alhamdulillah sudah 3 tahun lebih tinggal dikota gudek, wah jadi nyadar juga ternyata sampe sekarang aku blom ngerti-ngerti bahasa jawa.hehee(pdahal niatnya  suami  orang jawa loh..hayyaahhhh)...

hhmm... 3 tahun yah.. berarti dalam 3 tahun aku juga sudah genap 6 kali pindah-pindah tempat tinggal. (..saking gak betah nya). daerah nitipuran, daerah sonopakis, daerah tamantirto, unires putri, dan terakhir sekarang di kontrakan ijo-biru. hhhmm.. waktu cerita ke temen-temen semua pada kaget..lahh kok bisaaaaaa?? ya bisa lah. dulu beberapa bulan sekali langsung pindah kerna gak betah,dan alhamdulilah sempat mantap bertahan 2 tahun di unires. itu kerna resah gak tau tempat tinggal yang sesuai dengan hati.. makanya temen-temen langsung sepakat bilang "dasar kucing beranak"..hhiii..^^

 
semoga bisa bertahan di kontrakan ijo-biru. kontrakan yang strategis, adem,didepannya ada masjid.."sesuai dengan yang diinginkan"..^^.jadi gak usah angkut-angkut bwat pindah-pindah lagi dehhhhhhhhh....


terusin baca yuk »»