"gimana sih mbak..kemarin pas pertama kali di bawa ke bangsal cuma batuk-batuk, tapi dah beberapa hari mbah saya jadi gak sadar gini??"..sekiranya itu terjemahan bebas dari bahasa jawa yang saya tangkap dari keluarga pasien yang sedang saya rawat. saya hanya menganguk pelan dan mencoba sedikit menenangkan. akhirnya beberapa saat saya menyerah dan memutuskan cukup memperhatikan mereka mengeluh beragam hal, padahal saya tidak mengerti mereka sedang bicara apa. (maklum saya bukan asli jawa..hihii)...bisa dibayangkan mereka sudah membuang energi untuk bercerita ini itu tapi sebenarnya saya sama sekali tidak mengerti...#payahh....yaahh... tapi saya berusaha menjadi pendengar yang baik ^_^V
setelah merasa mereka sudah puas mengeluh saya menyarankan keluarga untuk segera bertemu perawat jaga, agar mendapatkan penjelasan yang tepat.
ke esokkan hari saat saya ingin kembali memeriksa keadaan mbah N yang kemarin keluarganya sempat heboh, saya dapatkan kabar kalau mbah N sudah dirujuk ke rumah sakit lain. keluarga nya tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh tim medis, padahal menurut kaca mata saya sebagai mahasiswa praktikan, segala tindakan medis yang dilakukan sudah amat tepat, apalagi ditambah perawatan yang diberikan pada pasien sesuai dengan SOP yang diterapkan. tapi yahh...sudahlah..keluarga pasien punya hak untuk memilih dan menilai.
hal yang sangat saya kwatirkan adalah argumen dari keluarga bahwa karena pelayanan medis yang kuranglah membuat sakit mbah N menjadi lebih parah, padahal segala tindak tanduk tindakan pelayanan tertera jelas dalam rekam medis, pendapat semacam itu bukan hanya merendahkan kwalitas rumah sakit tapi membuat kesimpulan yang tidak tepat. seakan semua pasien yang di bawa ke rumah sakit pasti akan pulang dengan kondisi sehat.
faktanya, mungkin memang ada beberapa kasus mengenai malpraktik atau kesalahan medis yang akhirnya membuat sakit pasien tambah parah, tapi jika semua tindakan sudah sesuai, dan pemberi pelayanan medis sudah mengerahkan kemampuan semaksimal mungkin akan tetapi keadaan pasien semakin memburuk, perlu diingat bahwa pemberi kesembuhan bukan lah tim kesehatan, melainkan ALLAH yang menyembuhkan. segala usaha diupayakan tapi ALLAHlah yang berkehendak.
“Dan apabila aku sakit. Dialah (Allah) yang menyembuhkanku” (As Syu’araa: 80). Maksudnya, Allah semata yang memberikan kesembuhan, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam memberikan kesembuhan. Oleh karena itu wajib bagi hamba memiliki keyakinan yang mantap bahwasanya tidak ada yang mampu menyembuhkan kecuali Allah.
tapi bukan berarti kerna terlalu tawakal lalu tak mengusahakan pengobatan yaa...Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan orang yang sakit untuk berobat.
“ Ya...Wahai hamba Allah, berobatlah ! Sesungguhnya Allah tidak memberikan penyakit, kecuali Allah juga memberikan obatnya, kecuali untuk satu penyakit. Orang tersebut bertanya : “Ya Rasulullah, penyakit apa itu?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “ Penyakit tua”
well...tim medis hanya dapat mencoba menjadi perantara kesembuhan sedang yang memberi kesembuhan mutlak hanya ALLAH.
semakin membaik atau semakin memburuk adalah catatan takdir yang sudah ditetapkan, "..kesembuhan kllien juga harapan kami..."