Minggu, 12 Februari 2012

Hijab

dulu..awalnya...Aku sangat senang melihat perempuan memakai jilbabnya dengan benar, terlihat anggun dan begitu menyejukkan pandangan. walaupun aku belum pernah memakai jilbab, tapi aku juga protes jika ada yang tersirat mencemooah jilbab mereka. aku tidak tau kalau mereka mungkin juga mencemoohku kerna sampai sekarang aku belum mengenakan jilbab. 

Pernah suatu hari aku sedang bersama temanku yang dengan sebutan "akhwat".."padahal aku juga akhwat lo, akhwat kan artinya perempuan.hehee..". tapi di masyarakat kata "akhwat" dipakai bagi mereka yang tertutup kepribadiannya, tertutup rapi pakaiannya. Temanku itu bertemu dengan teman-teman "akhwat" nya. Ketika bertemu mereka terlihat cukup akrab, sayangnya mereka menyapaku hanya dengan senyum, seperti aku bagian yang tak pantas. aihh.. ingat kejadian itu miris rasanya. Jika dakwah hanya berlaku pada mereka yang mengerti, lalu bagaimana dengan kami yang belum begitu paham?? bagaimana dakwah akan menyebar dan mengetuk masing-masing pintu qolbu kami jika penyampaiannya berlaku hanya pada kalangan mereka.. entahlah aku masih belum paham.

Tahukah kamu apa yang menjadikan aku atau mungkin kami belum dengan segera menutup aurat??
bukan kerna kami tak tau. Aku saja mulai mengerti sejak bertemu teman-teman di masa pertengahan masa perkuliahan, apa itu jilbab, apa itu aurat, bagaimana dan mengapa. tapi sayang semua masih sebatas teori.

mungkin...kerna aku atau kami tak begitu punya keberanian mengenakan jilbab secara benar, ketakutan akan ada pertentangan diberbagai pihak, ketakutan akan terasa diasingkan dari dunia yang semula terasa begitu ramai.. tidak akan sebebas sekarang ini. dan memakai jilbab itu ribet.. :)..apalagi ketakutan akan timbul raut kesedihan di wajah orang-orang tercinta.

... dulu awalnya ibu ku sedih kerna anak gadisnya tidak sama dengan anak-anak perempuan yang lain, ketika yang lain terlihat cantik dan tumbuh seperti perempuan yang dewasa. aku malah terlihat "aneh".

Kami perempuan tak pernah bisa tega melihat terpancarnya kesedihan di mata orang tua.,.. butuh perjuangan untuk menentang arus kehidupan yang telah dijalani selama bertahun-tahun. belum lagi siap-siaplah diri kami ini dibilang munafik, atau bahkan parahnya dikira ikut aliran sesat kerna perubahan yang begitu drastis..

Bukan perjuangan kalau tak ada pengorbanan.. perjuangan mengenakan jilbab sama halnya pengorbanan meninggalkan kesenangan dunia... ^_^.. itu bagiku lo. kerna kalau tak berjilbab dengan santainya bisa kemana saja, makan dimana saja, tapi sekarang jilbab seakan mengingatkan pemiliknya, ada kesadaran yang secara tidak langsung mengetuk hati ketika langkah terasa salah. Sahabat pikirku kalau tidak segera direalisasikan maka kapan akan memulai indahnya perjuangan itu yaa?? 

Dulu ada anggapan jilbabin hati dulu baru pake jilbab beneran, eitss.. ternyata setelah memakai jilbab hati pun akan berangsur tertutupi. Kekuatan cinta pada-NYA akan memberikan nikmat keikhlasan yang begitu besar, menjadikan kepahitan terus terasa manis, menjadikan kesulitan seperti kelapangan hati, menjadikan musibah terasa indah..

Mengapa memakai jilbab??? kerna kami perempuan. bukan perkara wajib untuk perempuan, tapi ini kebutuhan kami sebagai perempuan.. bukan hanya perkara menutup aurat, tapi juga pada perkara menghargai diri sendiri.

Ada kalanya tingkah kami tak selaras dengan jilbab, apa itu salah?? iya itu salah.. dan mungkin dari tingkah-tingkah yang salah kami belajar untuk menjadi benar. ada pertentangan antara kebiasaan lama dan perubahan untuk masa depan yang sedang kami perjuangkan. Jika dengan mudah kata "munafik"di lontarkan dari kalangan sahabat muslimah sendiri bagaimana kami terus bertahan??. Hingga akhirnya banyak fenomena akhwat melepas jilbabnya, hal itu terkadang bukan kerna mereka tak mau mempertahankan, tapi mungkin kata-kata menyakitkan dari kalangan muslimah sendiri yang membuat mereka merasa tak pantas dan akhirnya melepaskan diri dari balutan islami...

Jilbab adalah perkara perjuangan,.. bukan sekedar kain penutup kepala. dan bukan untuk dijadikan standar penilaian manusia.
Rangkul kami yang belum mengenakan jilbab, dengan cara yang lembut dan nasehat berhikmah. bukan dengan kata-kata yang kasar lagi menyudutkan.


 to be-continue...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar