Kamis, 10 November 2011

indah pada waktunya

"setengah jam lagi pengantin laki-laki nya ngucapin ijab kabul mi, kamu gak apa-apa dengerin dari sini ya. nanti mbak suruh putra ngucapinnya nyambil teriak teriak biar kamu denger.hihii". kak okta berlalu dengan senyum kesenangan tergaris diwajahnya. yah.. akhirnya setelah gagal ta'aruf tahun lalu sekarang penantian adiknya berbalas manis. dwi sahabat karibku dengan sabar menemani diam dikamar tunggu, aku dengan sejuta tanda tanya, dengan setumpuk penantian harap-harap cemas menanti saat-saat putra mengucapkan kalimat ijab.

"setengah jam lagi kok berasa lama banget ya wik"ucapku pada dwi malu-malu. Dwi langsung tersenyum melihat ekspresi kecemasan bahagia dari ku. aku tertunduk malu dan beralih merapikan jilbapku didepan cermin. "tenang sidikit knapa sih mi.. kayaknya gak sabaran banget ni yang mau ganti status..sabar bukk" goda dwi mencoba menenangkan hatiku.
aku menatap wajahku didepan cermin, suatu gejolak tak menyangka menyelubungi hatiku. hari ini adalah hari puncak penantian dalam diam, aku berhias jilbap hijau muda, berbalut busana kebaya dengan sedikit berhias manik-manik keemasan. make upnya pun ditata minimalis, agar tidak terkesan glamor. ingin rasanya aku menitikkan air mata bahagia, tapi melihat sudah didandan secantik ini yah sayang make upnya.hehee.  aku benar-benar sudah siap dan tak sabar ingin keluar untuk melihat wajah suamiku. "yah suamiku "PUTRA".."

-------- 3 tahun yang lalu
"mi.. tiketnya udah dimasukin kedalam tas blom" tanya lili. aku segera merogoh tas abu-abuku dan mendapati satu amplop tiket pesawat. Setelah bertahun-tahun menempuh kulia dan koas dijogja, hari ini aku dengan berat hati harus kembali kerumah. Aku akan terbang ke kota kelahiran dan bekerja disana. memulai pekerjaan baru sebagai pengajar disalah satu universitas, pulang ke kampung halaman berarti meninggalkan semua kenangan yang tersimpan rapi dikota gudek ini. "kok ekspresi yang mau pulang ni kayaknya gak Ikhlas gitu, sudah pamitan ke semua temen-temen toh?? lili mengagetkanku yang berdiri mematung didepan kamar. " ohh..ya..iyaa...sudah semua kok, sedih banget rasanya li, kayaknya baru kemaren jadi maba eh sekarang sudah mau ditendang pulang kampung..hhmmm " jawabku pada lili

lili membawa tas ransel hitam ku kedalam mobil taxi yang kan menghantarkan kami kebandara, aku menggeret pelan koper hitamku, pikiran ku berkecamuk terpaut pada sosok temanku putra. aku belum bicara apa pun tentang kepulanganku padanya. kami sudah hampir beberapa bulan sama-sama berdiam diri, biasanya putra lebih sering berinteraksi dengan ku, tiba-tiba kami sama-sama seperti berbalik arah dan diam.

kegundahan bercampur baur dalam sepertiga hatiku, akankah perasaan dalam diam ini terbaca oleh putra, tapi kuurungkan untuk memberitahunya. sepertinya putra sudah mulai sibuk dengan dunia pekerjaannya. cukup putra bagian dari memori yang tersimpan dalam diam. aku sebenarnya tak tau apa yang harus aku lakukan, semua seperti teka-teki silang yang kian jauh menjauhi, tanpa jawaban pasti.

satu keputusanku, biarlah semua hanya tersimpan dan cukup jadi kenangan, kerna kata tak mungkin selalu saja menghantui gerak lambanku. aku menoleh lama ke belakang, berharap putra tiba-tiba datang dan memberi arti pasti kepadaku, agar kepulangan ini setidaknya punya satu titik cahaya kepastian tentang keberadaanku dihatinya. tapi smua hanya dibatas khayal, jogja sayup-sayup memudar, dan kuharap juga dengan hati ini untuk putra,.

sebulan sebelum pernikahan..

menjadi seorang dosen tak sesederhana imajinasiku, jadwal mengajar yang begitu mepet, tubuh kecilku dalam hitungan waktu sepertinya dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain, bertemu dengan masahsiswa dsini, mengulas balik statusku dulu yang sempat seperti mereka.

dunia kerja begitu menyibukkan, selepas dari kelas terakhir aku bersantai dilobi kantor, satu botol air mineral dan sepotong roti mengawali makan siang. perjuangan karierku menanjak dalam waktu ke waktu, tapi sayang nya tidak dalam dunia impian yang kurindukan. cita-cita ku sebenarnya bukanlah sebagai seorang wanita karier yang tenggelam dalam tumpukan kertas-kertas, tapi aku lebih memilih menjadi seorang ibu. menjadi seorang istri dan ibu bagi anak-anakku,hhmm... kubuang perasaan itu dalam-dalam, jangankan untuk menikah,calonpun sampai sekarang tak ada. dulu pernah hampir punya rencana dengan seorang ikhwan tapi sayang dia terlalu membanggakan dirinya, aku merasa tidak nyaman bersama kelebihan-kelebihannya itu.

aku membuka satu pesan singkat, pesan singkat dari murobbi ku dikampus dulu "mb'ita", berita nya ada sebuah paket yang sedang ia kirimkan, dan mb'ita menanyakan perihal paket itu apakah sudah aku terima apa belum. aku kaget, kerena merasa belakangan ini tak ada pak pos yang mampir kerumah. mb' ita hanya menyuruhku sabar menunggu. 

sudah cukup usia, itu petanda dari bapak bahwasanya sudah waktunya aku memikirkan perihal jodoh. rencana kedepan aku akan dikenalkan dengan teman kantor kak okta, aku pasrah saja, jika menurut mereka baik, maka aku meng'iyakan. kak okta bercerita panjang lebar, dan ternyata aku pun mengenal teman kak okta. namanya rama. aku pernah bertemu sekali dan seperti nya orangnya baik. aku diberi waktu tiga hari oleh kak okta memikirkan keputusan yang tepat. rama akan datang minggu depan dan aku diharapkan sudah punya kepastian.

"ya..robbb.. tempat mengadu segala perjalanan hidup, tempat satu kerinduan yang kian menjadi-jadi. sungguh keputusan yang terbaik menurutku belum tentu adalah terbaik menurutMU. berikan jalan dan kemudahan untuk hal yang masih ku rasa buta menilainya. aku berserah padaMU. berikan aku kemanatapan hati. doa selepas sholat sepertiga malam, berharap kepastian dan kemantapan hati bisa semakin tumbuh, tapi malam ini mengapa aku malah tiba-tiba teringat pada putra. seseorang yang pernah ku harapkan hadirnya. tapi tak mungkin. aku bahkan tak pernah berkomunikasi dengannya semenjak kepulanganku.

"mi..jangan lupa ya, besok sore Rama kesini beserta keluarganya, kamu mesti siap-siap".. ujar kak okta pagi tadi. hari semakin terasa melelahkan, mangapa hati ini bahkan belum juga ada jawabnya. aku meraih ponselku dan berniat menelpon mb'ita, meminta pendapat beliau tentang perjodohan dari keluarga.

"assalamualaikum..mb'ita.. gimana kabarnya??ucapku lirih
"wa'alaikumussalaam.. ukhty ku yang cantik. alhamdulillah baik, bagaimana dirimu dek?? eh iya gimana sudah dapet paketnya?? balas mb'ita

"sedang tidak sebaik biasanya mb'. paket nya blum nyampe. emang mb'ita ngirim apa ya??buku kah?atau makanan ya?? wah jadi ndak sabar aku nerima paketnya.

"bukan dek, ditunggu aja ya, kok lama banget ya, padahal seharusnya minggu kemaren sudah nyampe lo".

"iya saya tunggu aja ya mb'. mb' saya akan dijodohkan, tapi saya belum mantap hatinya, padahal keluarga sudah memaksa saya untuk segera menikah".gmana mb'??, keputusannya diharap besok sore, saya benar-benar bingung" jawabku lagi

"gimana ya.., hhmm...sebenarnya ada juga yang berniat melamarmu dek, paket itu isinya dokumen tetntang CV ikhwan yang mau mengkhitbahmu. maaf seharusnya mb' gak bilang ke kamu, biar jadii kejutan, tapi situasinya sekarang sepertinya berbeda.

"siapa ikhwan itu mb"??apa aku mengenalnya?? jantungku kian berdegup, pirasat bahwa ada jawaban atas istiharah panjangku serasa kian jelas. 

"sebaiknya sekarang kamu ke kantor pos dek, dan memeriksa dikantor, mungkin sudah samapai, tapi belum diantarkan. lebih baik kamu tau dengan sendirinya"jawab mb'ita sekaligus menutup obrolan kami

aku melaju kencang menuju kantor pos yang jaraknya tak terlalu jauh dari kantorku, rasa penasaran terus saja menyertai. sesampai dikantor ternyata benar paket surat itu sudah sampai, dan kata bapak pos, keterangan pada alamat kurang jelas, rencana akan dikirim balik ke pengirim besok pagi. ya..ALLAH ingin rasanya aku sujud syukur disana, takdir ALLAH menetapkanku untuk mendapatkan surat ini. bergegasku kembali kantor untuk cepat-cepat mengetahui isi suratnya.

ada beberapa lembar kertas dalam satu paket berbungkus warna coklat kayu. 
lembar pertama.
dari :sahabat lamamu, yang dulu tiba-tiba menghilang
jika takdir tertulis kita akan kembali bertemu, aku percaya apapun rintangan untuk memisahkan. dirimu akan tetap bertemu denganku.. persahabatan kian mengikat hatiku untuk mengetahui mu lebih dalam. ini kukirimkan CV dariku. aku harap ada pertimbangan darimu.. (aku masih belum tau siapa pengirimya, dilembar pertama tetap tak ada nama)

lembar ke-2 
CV
(di CV pun tak ada nama nya.hhmmmm...)


lembar ketiga..
aku tunggu keputusanmu, "PUTRA"

ya..ALLAH ini dari putra??air mata bahagia bercucuran deras, cintaku ternyata bersambut, petanda apa yang tiba-tiba mendatangkan sosok putra di sholat malamku,. inikah artinya. ALLAH memudahkan jalannya untuk berani mengkhitbahku.. aku menangis cegugukan, ini semua seperti mimpi.

tiga hari setelah jawaban iya kuberitahukan melalui mb'ita. putra dan ayahnya datang kerumahku. masih ingat betul hari itu dia memakai batik coklat kehitaman yang biasa dulu kulihat. dia seakan tak berubah setelah lama tak bertemu, sayangnya kami sudah tak berani saling menatap. seakan semua ada batas, padahal dulu aku dan putra bersikap biasa.

"hayo mi... keluar.." dwi menarik tanganku untuk segera keluar kamar, lamunanku langsung berterbangan, aku melangkah pelan tetap tunduk  menyembunyikan rona merah dari balik wajahku. putra telah melafas kan ijabnya dengan lanatang, lancar dan jelas.aku tersipu melihatnya berpenampilan tak bisa, serasa melihat pangeran berkuda putih yang mengulurkan tangannya. aku mencium tangannya hangat. ini bakti pertama ku pada suamiku, yah suami ku, dalam rentang mimpi yang panjang, ALLAH menghalalkan hubungan kami. benar janjinya, bahwa sabarlah semua itu indah pada waktunya.. 

"mas ada hal yang sebenarnya aku sembunyikan dari dulu", bisik ku pelan ketika kami sedang bersanding. . "apa yang kamu sembunyikan mi".. jawabnya lirih..
"aku mencintaimu kerna ALLAH", jauh sebelum mas melamarku" ungkapku pelan
"aku pun tau itu.. dan aku pergi darimu, bukan kerna tak ingin berteman denganmu, tapi lebih pada agar semuanya terjaga hingga tepat pada waktunya."ujar putra 
aku hanya membalas dengan senyum, tamu berdatangan dan meminta untuk foto bersama, alhamdulillah, barokallah ucapan demi ucapan doa menghiasi pesta pernikahan kami. yah kami. aku dan suamiku. ^_^


(terinspirasi dari sepenggal cerita sahabat,.... selamat menempuh hidup baru yaa)^^







Tidak ada komentar:

Posting Komentar