ada hal yang ingin ku tanyakan pada gadis yang super misterius itu, tapi jawaban yang selalu ia berikan terkadang tak sesuai harapanku. begitu juga hari ini...sepulang kuliah aku berniat menanyakan langsung padanya perihal namaku yang tiba-tiba ada di deretan kelompoknya, dan nilai presentasi yang memuaskan menjadi milikku juga, padahal aku tak pernah mengerjakan apa pun. hhmm...jika ku tanya mungkin jawaban nya tidak tau, padahal sepintas ku ketahui jika yang selalu mendominasi pengerjaan tugas kelompok adalah gadis anggun itu.
aku teringat minggu lalu sempat mendengar perbincangan mengenai penggunaan spidol sisa tutorial. Dian berinisiatif untuk meminta sisa spidol itu untuk dimanfaatkan lagi. hhhmm.. kata dosen pembimbing spidol itu digunakan untuk mengajar anak-anak TPA. Ketika ku tanya pada dian apa dia seorang guru TPA ia dengan jelas menjawab tidak, padahal aku juga pernah sekali bertemu gadis itu sedang bersama banyak anak kecil.
Rasa penasaran ku pada nya terus saja memuncak, tiap bertemu wajah dingin itu ada saja tanda tanya yang bergelayut dalam pikiranku. dian cukup ramah dan juga cukup dingin. ia terkadang hanya membalas tatapan penasaranku dengan senyum. yah senyum yang khas. senyum simestris beserta anggukan kepala pelan.
Aku tak pernah berani untuk akrab berbincang dengan nya, nyali ku langsung ciut ketika ia mulai menegur lamunanku. di dalam kelas tutorial ia dengan lugas menjelaskan banyak materi, dan aku sedikit kagum melihat kecerdasan nya dalam menyampaikan pendapat belum lagi cerdiknya ia mencairkan suasana.
Penasaran ku tak sebatas itu..aku mulai tertarik menelisik pribadinya lebih dalam. ia sungguh berbeda dengan gadis yang biasa ku temui, ahh..mungkin kerna ku sedang tersihir rasa kagum yang berlebihan.
tapi entah mengapa takdir mempertemukan aku dan nya dalam kisah yang selalu bernilai mutiara,
pernah aku menemui dirinya dalam sosok yang lain, yakni pagi buta sepintas aku melihat ia lengkap dengan kostum olahraganya, dan sleyer yang menutup separuh wajah anggun nya. iya itu pasti dian..setiap pagi ia berlari mengitari taman kampus. pernah juga ku pergoki ia dengan sengaja memungut sampah yang terserak di tangga kampus, padahal tak banyak yang pedulli dengan hal semacam itu. atau pernah ku temui ia berbincang ramah dengan nenek pengumpul sampah di sekitaran kampus.
ketika ku tanya apa kah itu dia, yah....jawaban nya "bukan".. aku tak mengerti mengapa dian tak pernah mengakui hal-hal yang sudah nyata ku ketahui jawabannya.
ahh..sosok dian sedang menjadi ratu di pikiranku, segala tanda tanya menjurus padanya.
aku akhirnya berani beranjak dan menghampiri dian, seperti biasa sapaan nya cukup dengan senyum, belum sempat ku sampaikan maksud hatiku. dian menyodorkanku sebuah kartu undangan..."nurdian putri dan putra maulana"..akan menikah 17 okteber..
aku rasanya kaku, denyut jantung ku tiba-tiba berdetak lebih kencang, rasa penasaran buyar tak terarah.
tiba-tiba ekpresi ku berubah kecewa..yah..benar-benar tak percaya.. dalam hati aku harap kali ini dian akan menjawab tidak jika kutanya apa benar dia yang akan menikah..."ahh....ukiran nama nya terpampang jelas dalam kartu berwarna merah jambu..
ahh...aku tak mampu mendefinisikan apa yang selama ini aku rasa...
mungkin tanda tanya yang kurasa selama ini adalah benih cinta, tapi aku terlambat menyadarinya
NB : cerpen ini terinspirasi dari kisah seorang teman, semoga bermanfaat ^__^V
Tidak ada komentar:
Posting Komentar