jika aku jadi amak pasti aku juga akan sekhawatir dirinya, atau aku bahkan akan lebih lebay dari beliau. tentu rasa khawatirnya dapat aku maklumi kerna tak dirasa nona kecilnya sudah tumbuh menjadi seorang yang bukan anak kecil lagi.
mak...tenanglah...ingin rasanya aku ucapkan kata-kata sakti itu. tapi semakin aku berusaha meyakini amak kalau anaknya baik-baik saja semakin tinggi pula rasa khawatirnya.
hampir empat tahun dengan siklus satu tahun sekali aku baru bisa pulang, jarak antar pulau tak bisa dengan mudah disebrangi terlebih amat sangat berat di ongkos. Selama di jogja 2 kali aku tak merasakan lebaran di rumah, dengan pertimbangan biaya penerbangan saat hari raya melonjak 2 kali lipat. sebenarnya orang tua tidak masalah tapi mubazir saja sii uang nya apalagi libur lebaran cuma 2 minggu. libur cma 2 minggu bolak balik 4 juta...haatchiimm...#aku bisa2 sesak nafas.
amak selalu saja khawatir, tapi bedanya sekarang amak sudah sedikit memahami sudah masanya nona kecilnya mencari kehidupan sendiri. tentu dibekali beragam nasehat tentang kehidupan. tentang memilih pasangan ama, tentang pekerjaan, tentang hakikat ku sebagai seorang perempuan. amak pandai betul soal tugas-tugas mutlak seorang wanita..
satu yang sedang coba ku bangun yakni kepercayaan bahwa aku benar-benar sudah siap dan bukan anak kecil lagi. Amak selalu menganggap ku sebagai nona kecil yang manja, alhasil semua sifat kecilku yang di ingat bukan perubahan yang sedang ku bangun. amak selalu bercermin ketika dulu aku masih bersamanya, tapi mungkin amak lupa bahwa sudah 4 tahun lingkungan ku berbeda dan perubahan telah sedikit menggeser tingkah jelekku. tapi..sudahlah...hal yang wajar jika amak tak pernah menganggapku tumbuh, mungkin kerna tingkah manjaku yang juga tak pernah pudar.
banyak hal yang kupelajari dari amak, dari bangun di pagi hari sampai keletihan yang nampak menjelang malam. sibuk sekali mengurusi semua detail urusan rumah. dulu aku bisa sedikit meringankan, tapi sekarang dirumah amak satu-satunya perempuan yang mengendalikan urusan kebersihan.
amak tak pernah bisa diam. aku kadang yang ingin sekali liburan tidur siang dirumah jadi tak enak hati, ada ada saja yang dikerjakan..ada ada saja yang dibersihkan..kadang sampai aku bergumam pekerjaan dirumah itu tak pernah ada habisnya.
aku sedang kangen amak..
aku hapal betul deretan pertanyaan amak saat ditelpon.
sedang apa? sudah makan belum? tadi makan apa? selera makan tidak? kuliah gimana? dan deretan pertanyaan lain sampai-sampai mengabsen semua keadaan teman-temanku satu persatu. sudah sering kali kku sebut nama satu persatu teman-temanku, tapi selalu ditanya lagi siapa namanya.
dulu yang pernah bikin aku tertawa amak tiba-tiba mengirimkan pesan singkat yang isinya "dunia tak selebar daun kelor"...wkwkwk...aku yang sedang sedih langsung berubah ceria. sempat berpikir dari mana amak dapat kosa kata semacam itu.
amak sahabat sekaligus ibu yang jutek..hahaa...
cara marah amak beda, jika orang-orang amaknya sibuk mengomel jika anaknya lalai, kalau aku malah didiamkan. contohnya kalau dirumah aku dan adek asik nontn tivi, aku diminta tolong segera cuci piring, aku mengiyakan, tapi saking asik nnton kadang aku lupa. kena marah?? hhmm...tidak. amak langsung turun tangan nyuci semua piring tapi nada piring nya rada berisik. hiks..ditegur dengan cara macam itu amat tidak enak.. setelah itu amak diam gak bilang apa-apa. #hukuman di diamkan itu sangat menyiksa.
amak sangat penasaran..apapun ia selalu ingin tw, gaya pertanyaan nya yang mudah sekali di tebak.#modus
aku juga tau sebenarnya kalau amak itu suka menggeledah isi kamar, aku hapal letak barang-barangku kadang bisa menebak semua benda yang bergeser dari tempatnya. amak pasti memeriksa semua isi kamar deh, buku-buku pelajaran, sampai ke diari segala..hadeeeehhh..aku rasa bukan amak tak percaya, tapi memang sebagai ibu selalu ingin tau semua hal yang sedang dialami anaknya.# amak juga suka diam-diam baca isi diary..#itu hal yang menyebalkan.
hhmm...
amak...bapak...
bertambah hari kalian menua, seperti kata bapak..."bapak mau tua nya sama kamu nak, nanti kamu yang ngerawat"... pernyataan ini yang membuat impian-impianku rasanya redup.
tapi ku yakinkan lagi bahwa tujuan awal ku merantau memang membahagiakan mereka, tak apa lah meninggalkan semua yang ada di perantauan untuk kembali pada target yang utama. bersama amak dan bapak membersamai mereka menua dengan bahagia.
amak jangan khawatir, aku tak pernah akan dibawa siapapun dalam jarak yang jauh.. selagi masih berkesempatan membahagiakan kalian di dunia ini. aku ikhlas melepaskan impian terbesarku sekalipun.
aku bisa merasakan kecemasan amak...bertahun-tahun rela melepaskan demi masa depan, tiap detik berharap agar aku segera lulus dan bisa segera pulang. aku bisa merasakan betapa ingin nya mereka aku membersamai mas senja mereka. betapa mereka ingin melihatku sukses dan bahagia. aku bisa merasakan kecemasan amak..ketakutan bahwa sepulang ku nanti khawatirnya langsung di minta orang asing lagi.
"nanti jika kau jadi ibu mi...maksimalkan apa yang bisa kau beri saat itu. bersabarlah terhadap masa yang tak bisa terulang. masa-masa ketika anakmu nanti membutuhkan mu..jangan pernah mengeluh. ada masanya seorang anak tumbuh, seiring waktu tidak begitu membutuhkan orang tua, mereka mulai ingin mempunyai otoritas sendiri. padahal orang tua ingin nya selalu bersama".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar