..."huhhh....helaan
nafas panjang makin nyaring saja menggema di hati, makin hari makin
pelik dan semakin membosankan. beginikah nasib praktikan??? dengan tugas
seabrek dan rutinitas yang sebenarnya dalam hitungan teori yang
kupelajari jauh dari nilai-nilai pembelajaran. well ini dunia
sebenarnya, ini realita lapangan yang ada, bahwasanya seorang praktikan
harus belajar mengurus urusan paling sederhana sekalipun, dari mengurusi
pasien-pasien yang tidak bisa merawat diri mereka sendiri sampai
tindakan-tindakan medis lainnya..hhmm... plus belum lagi jika dijuteki
dengan perawat senior yang amat JKT (jiwa kongkownya tinggi)..bisa-bisa waktu untuk duduk saja rasanya minim, ini salaaah...itu pun salah...ckckckck
.."huhhh....." tak jarang sekali terdengar keluhan-keluhan negatif yang semakin menambah tekanan. Lahan belajar lapangan berubah menjadi lahan kerja rodi, dari sisi kanan minta tolong ini, dari sisi kiri minta tolong itu, ambilkan ini, ambilkan itu, antarkan pasien ini, kemudian antarkan lagi kesitu...beuuuhhh...
Penuh tekanan bukan?? tragis yah...hehee.. upss...itu jika realita seperti ini hanya diambil dari sisi kiri..perlu diingat kesenangan, kenyamanan, sedih, dan segala hal yang berhubungan dengan perasaan kita sendiri yang mengendalikan nya. Hal-hal yang dijalani dengan penuh keterpaksaan akan dirasa menambah tekanan, dan kamu tau bahwasanya pekerjaan itu pun harus tetap diselesaikan baik senang atau susah, berat atau ringan. keluhan hanya memperburuk suasana, membuat kerdil jiwa kita. Jika pekerjaan diwarnai keluhan hanya menambah dosa dan terasa berat dilaksanakan, tapi jika dikerjakan dengan ikhlas, dengan niat belajar dan membantu orang lain itu balasannya pahala.. keduanya sama-sama capekkan,eits... tapi hasil akhirnya berbeda.
Nasib praktikan memang tragis, dilihat dari jadwal ada shif malam, cus lanjut shif sore capcus besoknya shif pagi lagi...sepulang praktek belum genap meluruskan badan alarm berbunyi untuk giat menggarap tugas...ckckck..tragisnya...
well...inilah dunia pembelajaran, jadwal seperti itu masih layak pakai untuk kalangan mahasiswa, disini kita belajar bagaimana manajemen waktu, bukan hanya jadwal praktek tapi sekaligus harus pandai memanaje jadwal diri, kita belajar bagaimana mengatur waktu dengan baik, sehingga semua terporsir dengan batas yang jelas. dan tubuh punya waktu-waktu tertentu untuk bekerja dan beristirahat. seorang praktikan memang harus diasah agar semakin TRAGIS..."trampil. giat dan Islami"...
nice... itulah mengapa seorang praktikan nasibnya harus tragis..yah Tragis..."terampil, giat, dan islami.."
untukmu praktikan : "semoga masa praktek menjadi masa kami untuk semakin menempa diri menjadi jiwa-jiwa yang profesional, mandiri, dan islami".. fastabiqul khairat...untukmu praktikan,..semangattt ^_^V !!!!!
Temanggung, September 2013
.."huhhh....." tak jarang sekali terdengar keluhan-keluhan negatif yang semakin menambah tekanan. Lahan belajar lapangan berubah menjadi lahan kerja rodi, dari sisi kanan minta tolong ini, dari sisi kiri minta tolong itu, ambilkan ini, ambilkan itu, antarkan pasien ini, kemudian antarkan lagi kesitu...beuuuhhh...
Penuh tekanan bukan?? tragis yah...hehee.. upss...itu jika realita seperti ini hanya diambil dari sisi kiri..perlu diingat kesenangan, kenyamanan, sedih, dan segala hal yang berhubungan dengan perasaan kita sendiri yang mengendalikan nya. Hal-hal yang dijalani dengan penuh keterpaksaan akan dirasa menambah tekanan, dan kamu tau bahwasanya pekerjaan itu pun harus tetap diselesaikan baik senang atau susah, berat atau ringan. keluhan hanya memperburuk suasana, membuat kerdil jiwa kita. Jika pekerjaan diwarnai keluhan hanya menambah dosa dan terasa berat dilaksanakan, tapi jika dikerjakan dengan ikhlas, dengan niat belajar dan membantu orang lain itu balasannya pahala.. keduanya sama-sama capekkan,eits... tapi hasil akhirnya berbeda.
Nasib praktikan memang tragis, dilihat dari jadwal ada shif malam, cus lanjut shif sore capcus besoknya shif pagi lagi...sepulang praktek belum genap meluruskan badan alarm berbunyi untuk giat menggarap tugas...ckckck..tragisnya...
well...inilah dunia pembelajaran, jadwal seperti itu masih layak pakai untuk kalangan mahasiswa, disini kita belajar bagaimana manajemen waktu, bukan hanya jadwal praktek tapi sekaligus harus pandai memanaje jadwal diri, kita belajar bagaimana mengatur waktu dengan baik, sehingga semua terporsir dengan batas yang jelas. dan tubuh punya waktu-waktu tertentu untuk bekerja dan beristirahat. seorang praktikan memang harus diasah agar semakin TRAGIS..."trampil. giat dan Islami"...
"Terampil" dalam segala aspek tindakan medis dan perawatan, trampil dalam softskill, trampil memanajemen diri.
"Giat" dalam belajar untuk memperbaiki sistem yang tak terarah, giat menambah ilmu untuk memperkaya pengetahuan dan memperbaiki keadaan lapangan. Giat menambah informasi tentang perkembangan dunia kesehatan, giat mencari inovasi baru untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien.
dan
"Islami" dalam perkataan, perbuatan..membawa semua nilai-nilai islam dalam segala aspek kehidupan,..jika letih itu merupakan ibadah upaya untuk mengumpulkan pahala, ibadah untuk menghapus dosa-dosa, jika ia senang ia bersyukur, jika ia bersedih ia berserah hanya kepada ALLAH.
nice... itulah mengapa seorang praktikan nasibnya harus tragis..yah Tragis..."terampil, giat, dan islami.."
untukmu praktikan : "semoga masa praktek menjadi masa kami untuk semakin menempa diri menjadi jiwa-jiwa yang profesional, mandiri, dan islami".. fastabiqul khairat...untukmu praktikan,..semangattt ^_^V !!!!!
Temanggung, September 2013